Anak anak dan juga bayi juga bisa mengalami diare, tak hanya pada orang dewasa saja. Diare pada anak tentunya akan membuatnya merasa tidak nyaman dan mengganggu. Beberapa orang tua juga langsung panik ketika si kecil sedang diare. Untuk anda yang memiliki anak berusia 3 tahu, diare ini dinamakan kronis non spesifik atau toddlers diarrhea. Dan berikut beberapa cara mengatasi diare pada anak usia 3 tahun yang bisa anda lakukan.
Mengenal Diare Pada Si Kecil Usia 3 Tahun
Anak anak bisa dikatakan menderita diare ketika intensitas buang air besarnya lebih sering. Biasanya anak anak akan BAB sekitar 3 kali dalam satu hari serta kandungan air pada fesesnya berdasarkan makanan yang dikonsumsi. Dan jika diare menyerang, maka dalam sehari mereka bisa BAB hingga lebih dari 10 kali. Feses yang dikeluarkan akan encer seperti air, bahkan pada beberapa anak ada yang berlendir dan mengandung darah.
Hal tersebut bisa terjadi dan tergantung dari penyebabnya. Tak jarang, anak anak juga memiliki gejala lainnya seperti muntah atau demam. Umumnya gejala ini akan mengawali sebelum akhirnya si kecil mengalami diare. Gejala lainnya juga ditandai dengan anak yang menjadi rewel, kencing berkurang, mata yang terlihat cekung hingga anak kejang. Sebab ketika terus terusan BAB, maka anak akan mengalami dehidrasi.
Umumnya diare kronis no spesifik ini, akan muncul ketika siang hari atau ketika anak baru saja terbangun. Terkadang juga terjadi ketika ia selesai makan, dan seharusnya pada fesesnya tak mengandung darah. Diare ini bukanlah dianggap sebagai penyakit, dan bisa hilang seiring dengan pertumbuhannya. Meskipun demikian, tidak bisa dibiarkan dan diabaikan begitu saja. Para orang tua harus tahu bagaimana cara mengatasi diare pada anak usia 3 tahun.
Langkah Untuk Menangani Diare Pada Si Kecil
Beberapa hal yang bisa anda lakukan ketika si kecil sedang diare yakni tidak memberikan minuman yang memiliki kandungan fruktosa maupun sorbitol. Dalam sehari si kecil tidak boleh mengkonsumsi lebih 118 sampai 117 setiap harinya. Tak hanya itu, anda juga sebaiknya tak memberikan minuman yang mengandung pemanis buatan. Cukup berikan susu sesuai dengan usianya serta air putih yang bisa anda berikan lebih sering.
Umumnya diberikan setelah si kecil selesai buang air besar, agar cairannya segera terganti. Selain mengganti cairan yang hilang, anda juga tetap harus mencukupi kebutuhan gizinya dengan konsumsi makanan yang seimbang. Untuk obat yang diberikan sebaiknya berupa oralit saja. Pastikan oralit yang diberikan sesuai dengan dosis yang tepat dan berdasarkan berat badan pada anak.
Ketika semua cara tersebut sudah dilakukan, kemudian terdapat tanda seperti kencing yang banyak, intensitas buang air besar yang menurun hingga rasa haus yang hilang terjadi. Maka anda tak perlu untuk membawanya ke dokter dan bisa dikatakan si kecil baik baik saja. Namun jika tidak ada perubahan bahkan muncul gejala lain, ada baiknya anda segera membawanya ke dokter.