Setiap pasangan suami istri pasti mengharapkan hubungan rumah tangga yang baik, nyaman, dan tidak ada perpisahan kecuali kematian. Namun dalam kehidupan berumah tangga tentunya akan ada masalah โ masalah yang menyebabkan timbulnya pertengkaran diantara keduanya.
Sebaiknya jika Anda mendapati masalah dalam rumah tangga, selesaikanlah secara baik โ baik. Jika sekiranya tidak ada jalan keluar, Anda bisa meminta pengacara atau Cumming Divorce Attorney untuk menyelesaikan masalah melalui jalur hukum.
Mirisnya, perceraian seringkali menjadi jalan keluar terakhir dan terbaik untuk mengatasi permasalahan โ permasalahan tersebut. Padahal perceraian akan menimbulkan banyak dampak negatif terutama pada anak. Berikut akan dijelaskan beberapa dampak psikologis perceraian pada anak, dan cara mengatasinya.
Dampak Perceraian Pada Psikologis Anak
- Mudah marah
Anak yang orang tuanya bercerai terkadang menjadi mudah marah kepada orang orang sekitarnya. Hal ini disebabkan karena ia ingin orang-orang di sekitarnya merasa tidak bahagia seperti apa yang sedang ia alami. Selain itu, anak korban perceraian juga menjadi mudah marah sebagai bentuk peluapan emosinya.
- Murung dan menyendiri
Anak korban perceraian orang tua kadang sering murung dan menyendiri. Mereka merasa berbeda dan iri terhadap teman โ temannya yang memiliki orang tua lengkap. Hal inilah yang membuat mereka memilih untuk memisahkan diri dari lingkungannya. Jika dibiarkan, hal ini akan membuat anak kurang percaya diri, dan tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan.
- Merasa bersalah
Perceraian yang terjadi pada orang tua, membuat anak bertanya โ tanya apa hal yang menyebabkan kedua orang tuanya berpisah. Terkadang mereka tidak berani menanyakan hal ini secara langsung kepada orang tuanya. Akhirnya banyak dari mereka yang berasumsi dan menduga โ duga penyebabnya.
Akibatnya, banyak anak anak yang merasa bersalah karena mereka berasumsi bahwa merekalah yang menyebabkan orang tuanya bercerai. Rasa bersalah ini sangat umum terjadi, dan jika dibiarkan akan menyebabkan anak tertekan, stress, dan depresi.
- Trauma terhadap pernikahan
Dampak psikologis perceraian pada anak yang berikutnya adalah anak menjadi trauma terhadap pernikahan. Akibatnya, mereka tidak mau menikah karena takut jika pada akhirnya mereka akan mengalami perceraian seperti orang tuanya.
- Melakukan perbuatan negatif
Perceraian orang tua tentu sangat membuat anak terpukul dan mengalami konflik batin. Konflik yang tidak terselesaikan secara dini dapat menyebabkan anak melakukan berbagai perbuatan negatif sebagai pelariannya. Anak akan merokok, mabuk, memberontak, menggunakan narkoba, dan lain sebagainya.
Hal ini dilakukan dalam rangka menenangkan dan membahagiakan diri mereka. Jika dibiarkan tentu saja hal ini akan berdampak buruk pada masa depan si anak. Untuk itu sebaiknya orang tua segera menanganinya secara pribadi, atau bisa juga meminta bantuan psikolog.
Itulah tadi beberapa dampak negatif secara psikologis yang akan dialami oleh anak jika orang tuanya bercerai. Jika anak Anda mengalami perubahan perilaku setelah perceraian, Anda harus segera melakukan penanganan agar kondisi anak bisa kembali pulih. Berikut ini akan dijelaskan cara mengatasi dampak negatif perceraian pada anak.
Cara Mengatasi Dampak Perceraian Pada Anak
- Lakukan rutinitas yang sama
Untuk mengurangi perubahan perilaku anak akibat perceraian, Anda harus melakukan rutinitas seperti biasa saat belum terjadi perceraian. Dengan melakukan hal ini, anak akan merasa semuanya baik โ baik saja, dan tidak ada banyak perubahan dalam kehidupannya.
- Jangan berbohong
Semakin dewasa anak pasti sudah berani bertanya apa yang terjadi kepada mereka. Saat mereka bertanya, jawablah dengan jujur menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka. Dan jika mereka bertanya kapan ayah atau ibu akan datang ke rumahnya, jawablah hari dan jam yang tepat, jangan berbohong.
- Jaga hubungan baik dengan mantan
Meskipun Anda dan mantan sudah bercerai, tetaplah berhubungan baik supaya anak bisa lebih bahagia. Jika Anda sudah terlalu benci dengan mantan Anda, minimal berpura โ puralah bahwa hubungan kalian masih tetap baik di depan anak. Jangan sampai menunjukkan rasa benci terhadap satu sama lain di depan anak, karena akan membuat mereka semakin terpukul.
- Meminta bantuan teman dan keluarga
Setelah masa perceraian, tentunya anak akan kesepian, dan tidak bisa bermain dengan salah satu orang tuanya. Untuk mengatasi hal ini, Anda bisa meminta bantuan teman atau keluarga untuk menemani anak Anda setiap hari. Hal ini akan membuat anak merasa banyak yang peduli dengannya, sehingga mereka lebih percaya diri dan tidak murung.
- Pergi ke psikolog
Jika dampak perceraian sudah sangat merubah perilaku anak, Anda bisa mengajak anak pergi ke psikolog. Biasanya psikolog akan memberikan solusi berupa terapi psikologis untuk anak, supaya kondisi psikologisnya kembali normal.
Demikian pembahasan tentang dampak psikologis perceraian pada anak, dan beberapa cara mengatasinya. Semoga bermanfaat.