Pada umunya bayi baru lahir akan memiliki warna feses hijau tua atau kehitaman yang memiliki nama ilmiah mekonium. Perubahan warna pada tinja bayi yang baru lahir merupakan hal yang wajar. Namun untuk beberapa kasus kotoran bayi berwarna hijau dan berlendir merupakan petunjuk yang memperlihatkan kondisi kesehatan pada bayi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perubahan warna dan teksur feses bayi, untuk selengkapnya simak ulasan berikut ini.
Penyebab Feses Pada Bayi Berwarna Hijau Dan Berlendir
Saat bayi belum mengenal makanan pendamping ASI maka perubahan warna dan tekstur bayi akan sesuai dengan apa yang dikonsumsi ibunya. Pasalnya pada saat itu bayi hanya bisa mengkonsumsi ASI saja. Sehingga kualitas ASI menjadi hal yang sangat mempengaruhi warna dan tekstur feses bayi. Jika ibu banyak mengkonsumsi sayuran yang berwarna hijau, maka feses bayi juga akan berwarna hijau mengikuti warna makanan yang dikonsumsi oleh ibunya.
Selain itu kotoran bayi berwarna hijau dan berlendir juga dapat dikarenakan bayi mengkonsumsi ASI foremilk atau ASI hindmilk. ASI foremilk adalah ASI yang rendah kalori yaitu ASI yang encer saat pertama kali keluar. Sedangkan hindmilk adalah ASI yang kental dan terlalu banyak mengandung lemak yang biasanya keluar diakhir menyusui. Untuk mencegah agar tidak mendapat kedua jenis ASI tersebut, maka bunda dapat mengecek kualitas ASI sebelum menyusui.
Untuk memiliki kualitas ASI yang baik, usahakan bunda mengkonsumsi nutrisi yang memenuhi angka kecukupan gizi bagi ibu menyusui. Selain dua penyebab tersebut perubahan warna dan tekstur feses bayi dapat juga terjadi karena si kecil sakit atau mengalami alergi. Ada beberapa penyakit yang dapat bunda ketahui dengan melihat perubahan warna dan tekstur feses si kecil.
Beberapa Macam Penyakit Saat Feses Bayi Berwarna Hijau Dan Berlendir.
Feses bayi yang berwarna hijau dan berlendir dapat menunjukkan bayi sedang menderita suatu penyakit, seperti diare dan masuk angin. Bunda dapat mengetahui hal tersebut jika merasa frekuensi BAB si kecil tidak seperti biasanya. Bayi akan lebih sering BAB dengan feses yang cair, berlendir dan berwarna hijau. Biasanya diare atau masuk angin juga disertai dengan gejala lainnya. Seperti demam, muntah, lemas, serta kotoran bayi berwarna hijau dan berlendir.
Terlalu sering BAB dapat membuat si kecil menjadi dehidrasi. Langkah pertama untuk mengatasi dehidarasi pada bayi adalah dengan memberikan ASI lebih sering dari biasanya. Jika si kecil sudah mengkonsumsi makanan pendamping ASI, bunda dapat memberikan asi atau cairan oralit setiap kali muntah atau buang air besar. Dengan begitu cairan yang hilang akan segera tergantikan.
Bunda dapat melakukan beberapa cara tersebut apabila si kecil mengalami perubahan warna dan tekstur tinja yang tidak biasa. Tetapi apabila dalam waktu 24 jam tak kunjung membaik atau semakin parah, seperti si kecil mengalami penurunan berat badan secara drastis. Maka bunda wajib pergi ke dokter untuk lebih mengetahui kondisi si kecil saat itu. Karena kekurangan cairan dapat menjadi hal yang sangat membahayakan bagi si kecil.